MBKM UNIMEN | Portal Merdeka Belajar Kampus Merdeka Universitas Muhammadiyah Enrekang

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk mengevaluasi efektivitas tepung terigu Bogasari sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur dalam formulasi tablet klorokina difosfat. Tablet dibuat dengan menggunakan berbagai konsentrasi tepung terigu untuk menentukan proporsi optimal yang memberikan karakteristik fisik dan kimia tablet yang sesuai dengan standar farmakope. Uji-uji yang dilakukan meliputi pengukuran kekerasan, friabilitas, waktu hancur, dan pelepasan zat aktif untuk memastikan tablet yang dihasilkan memenuhi syarat kualitas.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu Bogasari memiliki potensi sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur dalam pembuatan tablet klorokina difosfat. Tablet yang diformulasikan dengan tepung terigu menunjukkan kekerasan dan ketahanan yang memadai, serta waktu hancur yang sesuai dengan standar farmasi. Variasi konsentrasi tepung terigu mempengaruhi karakteristik fisik tablet, di mana peningkatan konsentrasi meningkatkan kekerasan tetapi juga memperlambat waktu hancur, menunjukkan bahwa penyesuaian proporsi tepung terigu penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Diskusi

Penggunaan tepung terigu Bogasari sebagai bahan pengikat dan penghancur dalam pembuatan tablet klorokina difosfat menawarkan alternatif yang lebih ekonomis dan mudah diakses dibandingkan dengan bahan-bahan farmasi konvensional. Namun, variasi dalam komposisi dan sifat fisik tepung terigu dapat mempengaruhi konsistensi dan reproduktifitas hasil formulasi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan kondisi pembuatan dan memastikan stabilitas tablet selama penyimpanan.

Implikasi Farmasi

Implikasi penggunaan tepung terigu Bogasari dalam pembuatan tablet klorokina difosfat mencakup kemungkinan pengurangan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas produk akhir. Ini dapat bermanfaat bagi industri farmasi, terutama di negara berkembang di mana biaya bahan baku sering menjadi kendala utama. Namun, penerapan praktis memerlukan pengujian tambahan untuk memastikan bahwa tepung terigu tidak mempengaruhi bioavailabilitas dan efektivitas terapeutik klorokina difosfat.

Interaksi Obat

Penggunaan tepung terigu sebagai bahan tambahan dalam tablet klorokina difosfat juga memerlukan kajian terkait kemungkinan interaksi dengan zat aktif atau bahan tambahan lain yang ada di dalam formulasi. Meskipun tepung terigu secara umum dianggap inert, ada potensi interaksi pada kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi stabilitas dan efektivitas obat.

Pengaruh Kesehatan

Pengaruh kesehatan dari penggunaan tepung terigu sebagai bahan tambahan farmasi harus diperhatikan, terutama bagi pasien dengan sensitivitas atau alergi terhadap gluten. Alternatif bahan bebas gluten mungkin diperlukan untuk populasi pasien tertentu untuk menghindari reaksi yang merugikan.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa tepung terigu Bogasari dapat digunakan sebagai bahan pengikat dan penghancur dalam pembuatan tablet klorokina difosfat dengan hasil yang memadai. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan konsentrasi dan memastikan keamanan serta efektivitas penggunaan tepung terigu dalam formulasi farmasi.

Rekomendasi

Dianjurkan untuk melakukan studi lanjutan yang lebih komprehensif untuk mengevaluasi stabilitas jangka panjang, potensi interaksi obat, dan keamanan penggunaan tepung terigu dalam formulasi tablet. Selain itu, peneliti harus mempertimbangkan pengembangan formulasi bebas gluten untuk memperluas penerimaan produk di berbagai populasi pasien

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *